Sabtu, 02 Mei 2015

Sanggar Sastra "Analisis Puisi"



Tema : Panas

Terik matahari begitu menyengat
Menusuk hingga ke kulit
Keringat membasahi tubuh dan kuyup
            Sungguh tak sanggup lagi untuk melangkah
            Terik matahari ini hampir membunuh
            Membuat tubuh ini semakin lemah
Air..
Air..
Sungguh tubuh ini lemah

Analisisnya : saya memilih kata terik di dalam puisi ini karena makna pada kata terik itu sangat cocok di hari yang panas. Kemudian berpadu padan dengan kata menyengat dan menusuk. Ini sangat serasi. Apabila kata terik saya rubah menjadi sinar maka ini kurang serasi meski makna hampir mendekati. Karena terik matahari menggabarkan panasnya siang hari yang menyengat hingga menusuk kulit.

Tema  : Siang

Matahari menampakkan seluruh tubuhnya
Bayangan tak terlihat lagi
Suara adzan zhuhur tak terdengar
Oleh suramnya pemandangan tol
Kendaraan hilir mudik
Bunyi klakson menyembunyikan suara adzan
Sungguh miris negeri ini
Analisisnya: Menggunakan kata suramnya pemandangan tol karena pemandangan jalan tol yang sangat padat itu tidak enak dilihat. Asap dimana-mana, kemacetan bunyi klakson dan sangat berisik. Jadi saya menggambarkan jalan tol di siang hari dengan kata suramnya pemandangan tol. Kemudian saya menggunakan kata miris yaitu menggambarkan semua orang yang ada di negri ini tak lagi ingat dengan tuhannya. Tak lagi mendengar suara adzan yang berkumandang dan lebih mementingkan kesibukan kehidupan duniawi. Sehingga itu keadaan yang sangat miris dan menyedihkan.
           
Tema  : Keadilan
           
Saat petinggi berkuasa
Rakyat bawahan menderita
Hukum negeri yang hanya berpihak sebelah mata
            Tak ada keadilan
            Hanya mimpi bagi orang-orang tertindas
            Keadilan begitu mahal bagi kaum miskin      

Analisisnya : saya menggunakan kata petinggi yaitu menyimbolkan orang-orang yang ada di atas, seperti pemimpin dan pejabat-pejabat lainnya. Kemudian berpihak sebelah mata maksudnya hukum negri yang tidak adil. Yang hanya berpihak kepada orang-orang yang di atas, hukuman hanya sebagai simbol. Sedangkan bagi orang-orang yang berada di bawah di hukum dengan tidak adil. Kata mimpi maksudnya orang-orang miskin tidak dapat menikmati keadilan dari hukum, mereka hanya bisa menerima kenyataan.

Tema  : Kegelisahan

Hati terasa bimbang
Saat semuanya menimbulkan tanda Tanya
Perasaan yang tak menentu
Keputusan apa yang harus diambil
Dua pilihan yang seimbang
Seperti makan buah simalakama

Analisisnya : Kata bimbang  pada puisi itu bermakna kebingungan. Bingung memilih antara dua pilihan. Menimbulkan tanda Tanya  maksudnya pilihan tersebut menimbulkan tanda Tanya mana yang harus di pilih. Sehingga merasa gelisah dan bingung. Dan dipertegas dengan baris Dua pilihan yang seimbang yang sulit untuk dipilih. Kemudian seperti makan buah simalakama saya mengibaratkan kedua pilihan itu sulit untuk dipilih. Maksudnya memilih 2 orang yang sama-sama mencintai kita. Jika memilih yang A maka yang B akan kecewa dan sakit hati begitu juga dengan sebaliknya. Jadi bagaikan makan buah simalakama.

Tema  : Menjijjikan

Seonggok kotoran
Berwarna kuning pekat dan berlendir
Merusak pandangan mata
Bau busuk menyengat
Menusuk hingga ke hidung
            Kotoran itu terpijak….
            Yeakk…..
            Melekat di telapak sepatu berwarna hitam
            Jejak kotoran itu terlihat di sepanjang jalan
Lalat mengerumuninya
Sungguh aku ingin muntah

Analisisnya : saya memilih kata seonggok karena itu menggambarkan sebuah tumpukan kotoran yang terlihat menjijikan. Lebih nyata terlihat seperti onggokan. Kemudian berwarna kuning dan berlendir menggambarkan kondisi dan keadaan kotoran tersebut. Kata yeakk sebuah keluhan seseorang yang merasa jijik. Ditambah dengan kata lalat mengerumuninya menambah perasaan sangat jijik.


Tema  : Bahagia

Keharmonisan begitu nyata
Saat keluarga mengelilingi
Rasa sedih takut untuk muncul
Tawa selalu menghiasi hari-hari
            Tak ingin berakhir rasanya
            Masa-masa saat bersama mereka
            Karena kegembiraan selalu menyelimuti

Analisis : saya menggunakan kata nyata menggambarkan sesuatu yang nyata dan benar-benar terlihat, yang ada dan mempertegas kata keharmonisan. Larik Rasa sedih takut muncul  menggambarkan keadaan keluarga yang selalu harmonis sehingga tak ada kesedihan. Hari-hari diisi dengan tawa dan kegembiraan. Sehingga rasa sedih itu hilang dan tak berani untuk muncul.

Tema  : Kehilangan

Telah lama mencari
Sebuah rasa yang pernah ada
Sebuah rasa yang pernah menghiasi hari
Entah kemana perginya
            Semua telah berubah
            Kini…
            Rasa itu telah tiada
            Pergi bersama waktu

Analisisnya : kata rasa disini bermakna luas, tidak hanya menggambarkan satu rasa saja. Jadi pembaca bisa mengaoresiasikan berbagai makna dari kata rasa disini. Pembaca bisa memberi makna rasa cinta, rasa sayang, rasa benci, rasa senang dan lain sebagainya. Sehingga. Kemudian pergi bersama waktu menggambarkan sebuah rasa itu sudah mulai hilang seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga penulis menggambarkan kehilangan sebuah rasa.
Tema  : Keragu-raguan

Hati ini tak lagi yakin
Dengan apa yang telah kamu ucapkan
Kepercayaan ini sudah memudar
Kau telah menodainya
Meski banyak pengorbanan yang kau lakukan
Meski di hatiku masih terukir namamu
Tapi aku ragu

Analisisnya : Kata memudar karena menggambarkan suatu rasa kepercayan yang ada dan kita mulai berkurang. Sehingga saya memakai kata memudar pada puisi di atas.  Kata menodainya maksudnya seseorang itu telah menodai rasa kepercayaan seseorang dengan perilaku yang telah dilakukan. Sehingga kepercayaan yang pernah ada itu kini tak ada.  Kemudian kata terukir, saya menggunakan kata terukir agar puisi itu lebih indah. Terukir maksudnya di hati wanita itu masih menyimpan rasa kepada pria, namun karena wanita telah dikecewakan, wanita itu merasa ragu dengan cinta si pria.

Tema  : Setia

Sendiri, terdiam…
Menunggu di suatu tempat
Dinginnya angin, derasnya hujan
Aku masih disini
Aku tidak akan pergi
Walau angin menerbangkan langkahku
Walau hujan mengguyur tubuhku
Aku akan tetap berdiri
Disini.

Analisisnya : dinginya angin dan derasnya hujan menggambarkan situasi atau keadaan. Meski angin dingin dan hujan deras orang itu masih tetap menunggu kekasihnya. Hujan mengguyur tubuku maksudnya meski tubuhnya basah menanti kekasihnya dia tetap setia. Setia menunggu dan tak mau pergi hanya karena suatu halangan.

Tema  : Keyakinan

Engkaulah yang maha kuasa
Engkaulah yang maha esa
            Hanya kepada Engkau kami meminta
            Engkaulah yang mampu merubah semua
            Engkaulah yang member kami kehidupan
Kami hanya sebagai hambaMu
Aku yakin Engkau mendengar segala do’a kami.

Analisisnya : Maha Kuasa dan Maha Esa itu merupakan sifat Allah. Keyakinan seseorang akan kebesaran Allah itu sangat kuat. Ia percaya bahwa Allah mendengar semua do’a-do’anya. Dan keyakinannya itu sangat kuat.

1 komentar: