Sabtu, 02 Mei 2015

MENULIS TEKNIS/PRAKTIS ESAI

MENULIS TEKNIS/PRAKTIS ESAI

            Langkah-langkah menulis teknis praktis esai adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan tema yang paling anda kuasai
Tema dari karangan esai di bawah adalah : “Banjir”
2.      Carilah bahan
Bahan-bahannya sekitar berita banjir di kota Pekanbaru.
3.      Buatlah outline atau poin-poin yang akan anda bicarakan
-          Tentang banjir
-          Banjir di Kota Pekanbaru
-          Penyebab terjadinya banjir di Pekanbaru
-          Akibat dari banjir tersebut
-          Cara mengatasinya
4.      Tentukan judul
Judul dari karangan esai di bawah adalah: “Banjir di Pekanbaru”
5.      Mulailah mengembangkan kerangka karangan

Banjir di Pekanbaru
         Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Salah satu daerah yang sering terkena banjir adalah kota Pekanbaru. Tiap tahun Pekanbaru memang selalu menjadi langganan banjir.
         Karena itu Pekanbaru pernah mendapat julukan “Kota Berkuah”. Setiap kali hujan lebat turun, setiap kali itu pula masyarakat kota disuguhkan dengan hidangan banjir di mana-mana. Bahkan meski hujan hanya satu jam, banjir yang dialami warga bisa berjam-jam, malah bisa satu hari terutama pada titik-titik tertentu.
         Setiap hujan mengguyur kota, satu per satu titik genangan pun bermunculan bagaikan penyakit cacar yang bermunculan menyebar rata keseluruh tubuh. Baru beberapa menit hujan deras turun, tak jarang pengguna lalu-lintas yang bersepeda motor mendapat hadiah keciprakan air dari mobil yang berlalu-lalang. Maki-memaki antara pengguna lalu-lintas pun mengwarnai semaraknya hujan di tengah kota, begitulah kondisi dramatis di jalan-jalan utama kota Pekanbaru.
         Kondisi ini bisa dilihat tidak hanya di pusat kota, seperti di ruas Jalan Sudirman, Jalan Tuanku Tambusai, Jalan Harapan Raya, Jalan Riau, Jalan A Yani, tapi hampir menyeluruh di wilayah Kota Pekanbaru hingga ke kawasan pinggiran seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Soebrantas bahkan juga di kawasan pemukiman warga, terutama di lingkungan perumahan RS atau RSS.
         Namun yang pasti, banjir di Pekanbaru adalah akibat ulah tangan manusia. Jumlah penduduk kota yang padat jelas memerlukan lahan untuk tempat tinggal maupun tempat berusaha, sehingga berdirilah deretan toko, ruko serta perkantoran, tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Akibatnya sejumlah kawasan resapan air pun berubah jadi hutan ruko yang diperparah terjadinya pengecoran pekarangan toko maupun ruko dengan semen yang tak bisa ditembus air. Drainase atau saluran air pun ditutup, sehingga air yang jatuh dari langit tidak lagi bisa langsung ke bumi.
           Selain itu persoalan banjir dan genangan di Pekanbaru merupakan permasalahan yang cukup rumit dan pelit, akan tetapi kebanyakan dari titik-titik genangan ini dikarenakan oleh masalah yang simpel. Sebenarnya penyebab utama terjadinya banjir dan genangan di kota Pekanbaru ini atau  70 % genangan dari ratusan titik genangan yang ada hanya disebabkan oleh masalah yang sangat sepele, yakni tidak mengalirnya air pada titik genangan ke saluran yang ada di pingir jalan. Bila diamati dengan seksama pada menit-menit pertama  hujan deras turun badan jalan sudah tergenang sampai beberapa puluh centimeter, sedangkan saluran pembuang terdekat masih kosong melompong karena tidak ada saluruan dari badan jalan ke drainase kota.
         Meskipun benar adanya, bahwa sampah sebagai salah satu penyebab banjir, namun penyebab utamanya genangan kota ini adalah karena buruknya sistem drainase di sepanjang jalan utama kota. Sebaiknya petugas Kimpraswil kota terjun langsung kelapangan dan lakukan survey pada saat hujan turun, dan segera memperbaiki saluran sodetan dari badan jalan kesaluran kota terdekat dan tinjau kembali sistem drainase yang ada sekarang ini.       
         Seharusnya dalam perencanaan saluran drainase harus berdaya ’Guna’ dan berdaya ’Hasil’  (efektif dan efisien), perencanaan drainase harus sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai penampung, pembagi dan pembuang air dapat tercapai. Disamping itu pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor ekonomis dan faktor keamanan.
            Selokan di sepanjang badan jalan atau yang dinamakan ”selokan samping” seperti contoh-contoh tersebut diatas harus bisa menampung dan membuang air yang berasal dari permukaan jalan, dan yang berasal dari daerah pengaliran sekitar jalan itu. Dan yang tak kalah pentingnya dalam merencanakan drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis dari pemeliharaan sistem drainase tersebut.     
         Kesimpulannya, agar di Pekanbaru tidak terjadi banjir,  kita harus menjaga lingkungan disekitar kita. Jangan biasakan membuang sampah di sungai atau selokan. Karena hal itu juga bisa menyebabkan terjadinya banjir. Ait yang ada di sungai akan terhambat oleh sampah dan akhirnya meluap dan terjadilah banjir. Kemudian dalam sistem pembangunan juga diperhatikan. Setiap membuat bangunan juga membuat drainase yang bisa menampung setiap air yang mengalir. Sehingga banjir tidak akan melanda daerah kita.
6.      Menuliskan kesimpulan
7.      Memberikan sentuhan akhir atau revisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar