MENULIS TEKNIS/PRAKTIS ESAI
Langkah-langkah
menulis teknis praktis esai adalah sebagai berikut:
1.
Tentukan tema yang
paling anda kuasai
Tema dari karangan esai di bawah adalah : “Banjir”
2.
Carilah bahan
Bahan-bahannya sekitar berita banjir di kota Pekanbaru.
3.
Buatlah outline
atau poin-poin yang akan anda bicarakan
-
Tentang banjir
-
Banjir di Kota
Pekanbaru
-
Penyebab terjadinya
banjir di Pekanbaru
-
Akibat dari banjir
tersebut
-
Cara mengatasinya
4.
Tentukan judul
Judul dari karangan esai di bawah adalah: “Banjir di
Pekanbaru”
5.
Mulailah
mengembangkan kerangka karangan
Banjir di Pekanbaru
Sebuah banjir
adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau
menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Salah satu daerah
yang sering terkena banjir adalah kota Pekanbaru. Tiap tahun Pekanbaru memang
selalu menjadi langganan banjir.
Karena itu Pekanbaru pernah
mendapat julukan “Kota Berkuah”. Setiap kali hujan lebat turun, setiap kali itu
pula masyarakat kota disuguhkan dengan hidangan banjir di mana-mana. Bahkan
meski hujan hanya satu jam, banjir yang dialami warga bisa berjam-jam, malah
bisa satu hari terutama pada titik-titik tertentu.
Setiap hujan mengguyur kota,
satu per satu titik genangan pun bermunculan bagaikan penyakit cacar yang
bermunculan menyebar rata keseluruh tubuh. Baru beberapa menit hujan deras
turun, tak jarang pengguna lalu-lintas yang bersepeda motor mendapat hadiah
keciprakan air dari mobil yang berlalu-lalang. Maki-memaki antara pengguna
lalu-lintas pun mengwarnai semaraknya hujan di tengah kota, begitulah kondisi
dramatis di jalan-jalan utama kota Pekanbaru.
Kondisi ini bisa dilihat
tidak hanya di pusat kota, seperti di ruas Jalan Sudirman, Jalan Tuanku Tambusai,
Jalan Harapan Raya, Jalan Riau, Jalan A Yani, tapi hampir menyeluruh di wilayah
Kota Pekanbaru hingga ke kawasan pinggiran seperti Jalan Soekarno-Hatta, Jalan
Soebrantas bahkan juga di kawasan pemukiman warga, terutama di lingkungan
perumahan RS atau RSS.
Namun yang pasti, banjir di
Pekanbaru adalah akibat ulah tangan manusia. Jumlah penduduk kota yang padat
jelas memerlukan lahan untuk tempat tinggal maupun tempat berusaha, sehingga
berdirilah deretan toko, ruko serta perkantoran, tanpa memperhatikan kondisi
lingkungan. Akibatnya sejumlah kawasan resapan air pun berubah jadi hutan ruko
yang diperparah terjadinya pengecoran pekarangan toko maupun ruko dengan semen
yang tak bisa ditembus air. Drainase atau saluran air pun ditutup, sehingga air
yang jatuh dari langit tidak lagi bisa langsung ke bumi.
Selain
itu persoalan banjir dan genangan di Pekanbaru merupakan permasalahan yang
cukup rumit dan pelit, akan tetapi kebanyakan dari titik-titik genangan ini
dikarenakan oleh masalah yang simpel. Sebenarnya penyebab utama terjadinya
banjir dan genangan di kota Pekanbaru ini atau 70 % genangan dari ratusan
titik genangan yang ada hanya disebabkan oleh masalah yang sangat sepele, yakni
tidak mengalirnya air pada titik genangan ke saluran yang ada di pingir jalan.
Bila diamati dengan seksama pada menit-menit pertama hujan deras turun
badan jalan sudah tergenang sampai beberapa puluh centimeter, sedangkan saluran
pembuang terdekat masih kosong melompong karena tidak ada saluruan dari badan jalan
ke drainase kota.
Meskipun benar adanya, bahwa
sampah sebagai salah satu penyebab banjir, namun penyebab utamanya genangan
kota ini adalah karena buruknya sistem drainase di sepanjang jalan utama kota.
Sebaiknya petugas Kimpraswil kota terjun langsung kelapangan dan lakukan survey
pada saat hujan turun, dan segera memperbaiki saluran sodetan dari badan jalan
kesaluran kota terdekat dan tinjau kembali sistem drainase yang ada sekarang
ini.
Seharusnya dalam perencanaan
saluran drainase harus berdaya ’Guna’ dan berdaya ’Hasil’ (efektif dan
efisien), perencanaan drainase harus sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas
drainase sebagai penampung, pembagi dan pembuang air dapat tercapai. Disamping
itu pemilihan dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor
ekonomis dan faktor keamanan.
Selokan
di sepanjang badan jalan atau yang dinamakan ”selokan samping” seperti
contoh-contoh tersebut diatas harus bisa menampung dan membuang air yang
berasal dari permukaan jalan, dan yang berasal dari daerah pengaliran sekitar
jalan itu. Dan yang tak kalah pentingnya dalam merencanakan drainase haruslah
mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis dari pemeliharaan
sistem drainase tersebut.
Kesimpulannya, agar di Pekanbaru
tidak terjadi banjir, kita harus menjaga lingkungan disekitar kita.
Jangan biasakan membuang sampah di sungai atau selokan. Karena hal itu juga
bisa menyebabkan terjadinya banjir. Ait yang ada di sungai akan terhambat oleh
sampah dan akhirnya meluap dan terjadilah banjir. Kemudian dalam sistem
pembangunan juga diperhatikan. Setiap membuat bangunan juga membuat drainase yang
bisa menampung setiap air yang mengalir. Sehingga banjir tidak akan melanda
daerah kita.
6.
Menuliskan
kesimpulan
7.
Memberikan sentuhan
akhir atau revisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar