Sabtu, 02 Mei 2015

MENULIS TEKNIS/PRAKTIS FABEL



MENULIS TEKNIS/PRAKTIS FABEL

Langkah-langkah menulis teknis/praktis fable adalah sebagai berikut:
1.      Tentukan tema
Tema dari fable yang akan dituliskan adalah “Kebaikan Kelinci”
2.      Tentukan judul
Judul daripada fable yang akan dituliskan adalah “Kelinci yang Baik Hati”
3.      Tentukan tokoh cerita
-       Kelinci        = baik, rajin dan tidak pendendam
-       Tupai           = licik dan pelit          
4.      Tentukan amanat yang ingin di sampaikan
-          Kita tidak boleh licik kepada teman kita
-          Kejahatan dibalas dengan kebaikan
-          Kita harus menjadi orang yang rajin dan baik hati
-          Kita tidak boleh pelit
5.      Tentukan suatu konflik (peristiwa-peristiwa penting)
-       Kelinci sangat rajin dan baik hati
-       Kelinci dan tupai berteman
-       Kelinci berkebun
-       Tupai sangat licik dan pelit
-       Tupai menghabiskan makanan kelinci
-       Kelinci kelaparan
-       Tupai tidak mau memberikan makanannya kepada kelinci
-       Kelinci menemukan pohon berry
-       Tupai kehabisan makanan
-       Kelinci mau memberikan sebagian berry nya kepada tupai
6.      Kembangkan peristiwa

Kelinci yang Baik Hati

            Di sebuah hutan hiduplah seekor kelinci yang baik hati dan rajin. Dia tinggal sendiri di sebuah rumah pohon yang sangat rindang di tengah hutan. Dia sangat rajin bekerja dan suka membantu teman-temannya yang sedang kesusahan. Semua teman-temannya di hutan sangat senang dengan kelinci itu.
            Kelinci mempunyai sahabat yaitu Tupai. Mereka berteman sudah lama. Tupai tinggal tidak jauh dari rumah Kelinci dan Tupai sering sekali datang ke rumah Kelinci. Tupai tidak memiliki teman selain Kelinci, karena sifatnya teman-teman yang lain tidak mau dekat dengannya. Tupai terkenal dengan kelicikannya dan pelit. Kelinci tidak percaya dengan kabar tersebut.
            Suatu hari Kelinci sedang berkebun menanam kacang dan wortel untuk persediaan makanan pada saat musim salju. Tiba-tiba datanglah Tupai ke kebun.
            “Hai Kelinci, sedang apa kamu?” tanya Tupai kepada Kelinci.
            “Aku sedang menanam kacang dan Wortel untuk persediaan musim salju. Apakah kamu mau membantuku Tupai?” jawab Kelinci.
            “Baiklah aku akan membantumu Kelinci.” jawab Tupai kepada Kelinci.
            “Terima kasih Tupai, kamu memang teman yang baik. Nanti saat musim dingin aku akan membagi setengah hasil kebunku kepadamu.”
            “Benarkah Kelinci?” tanya Tupai tak percaya.
            “Tentu saja Tupai.” jawab Kelinci dengan senang.
            Tupai merasa sangat senang karena dia akan diberi setengah dari hasil kebun Kelinci. Namun dari dalam benak hatinya, Tupai merasa tidak puas. Dia ingin semua hasil kebun Kelinci untuk dirinya. Namun itu tidak mungkin, karena kebun tersebut milik Kelinci sahabatnya.
            Hari demi hari tanaman di kebun kelinci semakin tumbuh. Dan akhirnya setelah beberapa bulan menunggu, musim salju datang. Kacang dan wortel milik kelinci telah dipanennya. Kemudian Tupai datang ke rumah Kelinci untuk menagih sebagian dari hasil kebun yang telah di janjikan kelinci.
            Tok…tok…tok…
            “Hai Kelinci, apakan kau ada di dalam?” teriak Tupai.
            “Iya tunggu sebentar.” Jawab Kelinci. “Ada apakah kau datang kemari Tupai?” Tanya Kelinci.
            “Aku ingin meminta sebagian hasil panen dari kebunmu Kelinci. Bukannya kau sudah berjanji?” jawab Tupai.
            “Tenang saja Tupai, sudah aku siapkan untukmu.” Kelinci memberika kacang dan wortel milikknya.
            Karena merasa tidak puas dan takut bahan makanan yang diberikan kelinci habis sebelum musim dingin berakhir, Tupai mempunyai rencana dan pikiran yang licik.
            “Kelinci, aku merasa lapar, tidakkah kau mau memasakkan makanan untukku?” pinta Tupai.
            “Baiklah Tupai.” jawab Kelinci.
            Kelinci memasak wortel dan kacang milikknya setelah masak Kelinci dan Tupai pun makan bersama-sama. Sampai makanan yang di masak Kelinci habis oleh Tupai. Setiap hari hal itu dilakukan oleh Tupai. Dia makan di rumah Kelinci sampai bahan persediaan makanan Kelinci habis. Sedangkan bahan persedian makanan milik Tupai masih utuh. Semenjak bahan persedian makanan milik Kelinci habis, Tupai tidak pernah lagi datang kerumah Kelinci.
            Suatu hari Kelinci kelaparan, dia tidak punya bahan makanan yang bisa dimakan karena sudah habis. Dia datang ke rumah Tupai untuk meminta makanan. Tetapi apa yang terjadi, Tupai tidak mau memberikan sedikit makanannya kepada Kelinci. Kelinci sangat sedih dan kelaparan. Kemudian dia pulang ke rumahnya lagi.
            Saat di pertengahan jalan, Kelinci melihat sebuah pohon berry yang banyak buahnya. Dia memetik satu buah dan kemudian memakannya.
            “Hmmmm… manis sekali buah ini, mungkin bisa ku jadikan makanan di rumah.”
            Kemudian Kelinci mengambil semua buah berry tersebut. Dia mendapatkan banyak buah berry. Mungkin buah berry tersebut lebih dari cukup untuk persediaan saat musim dingin. Kelinci kemudian membawa semua berry tersebut ke rumah.
            Beberapa hari setelah Kelinci mendapatkan buah berry, dia melihat Tupai sedang duduk lemas di dekat rumahnya. Kemudian dia menghampiri Tupai.
            “Tupai, apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Kelinci.
            “Aku kelaparan kelinci. Makananku telah habis.” Jawab Tupai lemas.
            “Ayo ikutlah dengan ku, aku punya buah berry yang bisa dimakan. Biar kau tidak kelaparan lagi.” Ajak kelinci.
            “Benarkah itu kelinci? Apakah kau tidak marah denganku karena aku tidak memberikanmu makanan saat kau kelaparan kemarin?” Tanya Tupai.
            “Sudahlah… lupakan saja itu.” Jawab Kelinci sambil tersenyum.
            “Kau baik sekali kelinci. Aku minta maaf kepada kau kelinci.” jawab tupai malu.
         Akhirnya Tupai di ajak ke rumah kelinci untuk makan. Tupai merasa malu dengan kebaikan kelinci. Dia menyesal karena telah berbuat jahat kepada kelinci dan sekarang tupai telah berubah dan tidak pelit dan licik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar