MENULIS TEKNIS/PRAKTIS FABEL
Langkah-langkah menulis teknis/praktis fable adalah
sebagai berikut:
1.
Tentukan tema
Tema dari fable yang akan dituliskan adalah “Kebaikan Kelinci”
2.
Tentukan judul
Judul daripada fable yang akan dituliskan adalah “Kelinci
yang Baik Hati”
3.
Tentukan tokoh
cerita
-
Kelinci = baik, rajin dan tidak pendendam
-
Tupai = licik dan pelit
4.
Tentukan amanat
yang ingin di sampaikan
-
Kita tidak boleh
licik kepada teman kita
-
Kejahatan dibalas
dengan kebaikan
-
Kita harus menjadi
orang yang rajin dan baik hati
-
Kita tidak boleh
pelit
5.
Tentukan suatu
konflik (peristiwa-peristiwa penting)
-
Kelinci sangat
rajin dan baik hati
-
Kelinci dan tupai
berteman
-
Kelinci berkebun
-
Tupai sangat licik
dan pelit
-
Tupai menghabiskan
makanan kelinci
-
Kelinci kelaparan
-
Tupai tidak mau
memberikan makanannya kepada kelinci
-
Kelinci menemukan
pohon berry
-
Tupai kehabisan
makanan
-
Kelinci mau
memberikan sebagian berry nya kepada tupai
6.
Kembangkan peristiwa
Kelinci yang Baik Hati
Di sebuah hutan hiduplah seekor kelinci yang baik hati
dan rajin. Dia tinggal sendiri di sebuah rumah pohon yang sangat rindang di
tengah hutan. Dia sangat rajin bekerja dan suka membantu teman-temannya yang
sedang kesusahan. Semua teman-temannya di hutan sangat senang dengan kelinci
itu.
Kelinci mempunyai sahabat yaitu Tupai. Mereka berteman
sudah lama. Tupai tinggal tidak jauh dari rumah Kelinci dan Tupai sering sekali
datang ke rumah Kelinci. Tupai tidak memiliki teman selain Kelinci, karena
sifatnya teman-teman yang lain tidak mau dekat dengannya. Tupai terkenal dengan
kelicikannya dan pelit. Kelinci tidak percaya dengan kabar tersebut.
Suatu hari Kelinci sedang berkebun menanam kacang dan
wortel untuk persediaan makanan pada saat musim salju. Tiba-tiba datanglah
Tupai ke kebun.
“Hai Kelinci, sedang apa kamu?” tanya Tupai kepada
Kelinci.
“Aku sedang menanam kacang dan Wortel untuk persediaan
musim salju. Apakah kamu mau membantuku Tupai?” jawab Kelinci.
“Baiklah aku akan membantumu Kelinci.” jawab Tupai kepada
Kelinci.
“Terima kasih Tupai, kamu memang teman yang baik. Nanti
saat musim dingin aku akan membagi setengah hasil kebunku kepadamu.”
“Benarkah Kelinci?” tanya Tupai tak percaya.
“Tentu saja Tupai.” jawab Kelinci dengan senang.
Tupai merasa sangat senang karena dia akan diberi
setengah dari hasil kebun Kelinci. Namun dari dalam benak hatinya, Tupai merasa
tidak puas. Dia ingin semua hasil kebun Kelinci untuk dirinya. Namun itu tidak
mungkin, karena kebun tersebut milik Kelinci sahabatnya.
Hari demi hari tanaman di kebun kelinci semakin tumbuh.
Dan akhirnya setelah beberapa bulan menunggu, musim salju datang. Kacang dan
wortel milik kelinci telah dipanennya. Kemudian Tupai datang ke rumah Kelinci
untuk menagih sebagian dari hasil kebun yang telah di janjikan kelinci.
Tok…tok…tok…
“Hai Kelinci, apakan kau ada di dalam?” teriak Tupai.
“Iya tunggu sebentar.” Jawab Kelinci. “Ada apakah kau
datang kemari Tupai?” Tanya Kelinci.
“Aku ingin meminta sebagian hasil panen dari kebunmu
Kelinci. Bukannya kau sudah berjanji?” jawab Tupai.
“Tenang saja Tupai, sudah aku siapkan untukmu.” Kelinci
memberika kacang dan wortel milikknya.
Karena merasa tidak puas dan takut bahan makanan yang
diberikan kelinci habis sebelum musim dingin berakhir, Tupai mempunyai rencana
dan pikiran yang licik.
“Kelinci, aku merasa lapar, tidakkah kau mau memasakkan
makanan untukku?” pinta Tupai.
“Baiklah Tupai.” jawab Kelinci.
Kelinci memasak wortel dan kacang milikknya setelah masak
Kelinci dan Tupai pun makan bersama-sama. Sampai makanan yang di masak Kelinci
habis oleh Tupai. Setiap hari hal itu dilakukan oleh Tupai. Dia makan di rumah
Kelinci sampai bahan persediaan makanan Kelinci habis. Sedangkan bahan
persedian makanan milik Tupai masih utuh. Semenjak bahan persedian makanan milik
Kelinci habis, Tupai tidak pernah lagi datang kerumah Kelinci.
Suatu hari Kelinci kelaparan, dia tidak punya bahan
makanan yang bisa dimakan karena sudah habis. Dia datang ke rumah Tupai untuk
meminta makanan. Tetapi apa yang terjadi, Tupai tidak mau memberikan sedikit
makanannya kepada Kelinci. Kelinci sangat sedih dan kelaparan. Kemudian dia
pulang ke rumahnya lagi.
Saat di pertengahan jalan, Kelinci melihat sebuah pohon
berry yang banyak buahnya. Dia memetik satu buah dan kemudian memakannya. ‘
“Hmmmm… manis sekali buah ini, mungkin bisa ku jadikan makanan di
rumah.”
Kemudian Kelinci mengambil semua buah berry tersebut. Dia
mendapatkan banyak buah berry. Mungkin buah berry tersebut lebih dari cukup
untuk persediaan saat musim dingin. Kelinci kemudian membawa semua berry
tersebut ke rumah.
Beberapa hari setelah Kelinci mendapatkan buah berry, dia
melihat Tupai sedang duduk lemas di dekat rumahnya. Kemudian dia menghampiri
Tupai.
“Tupai, apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Kelinci.
“Aku kelaparan kelinci. Makananku telah habis.” Jawab
Tupai lemas.
“Ayo ikutlah dengan ku, aku punya buah berry yang bisa
dimakan. Biar kau tidak kelaparan lagi.” Ajak kelinci.
“Benarkah itu kelinci? Apakah kau tidak marah denganku
karena aku tidak memberikanmu makanan saat kau kelaparan kemarin?” Tanya Tupai.
“Sudahlah… lupakan saja itu.” Jawab Kelinci sambil
tersenyum.
“Kau baik sekali kelinci. Aku minta maaf kepada kau
kelinci.” jawab tupai malu.
Akhirnya
Tupai di ajak ke rumah kelinci untuk makan. Tupai merasa malu dengan kebaikan
kelinci. Dia menyesal karena telah berbuat jahat kepada kelinci dan sekarang
tupai telah berubah dan tidak pelit dan licik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar