Jumat, 01 Mei 2015

Kumpulan Puisi Resty



Gelisah

Hatiku terasa bimbang
Saat semuanya menimbulkan tanda tanya
Perasaan sungguh tak menentu
Keputusan apa yang harus ku ambil?
Dua pilihan yang seimbang
Seperti makan buah simalakama



Setia

Meski jarak sebagai tembok pemisah
Namun, hati ini terasa dekat
Meski mata tak selalu memandang
Namun, bayangmu selalu ada
Meski cobaan setia menghampiri
Namun, hati ini selalu kuat
            Keyakinan yang membuat aku bertahan
            Keteguhan yang membuat aku kuat
            Takdir berpihak kepada kita
         Hati ini selalu untukmu



Sesak

Sungguh sesak negri ini
Sesak akan gelandangan
Sesak akan pengemis
Sesak akan anak jalanan
            Sesak-sesaknya negri ini
            Sesak oleh tikus-tikus nakal yang merajalela
Tumbuh bak jamur
Sesak pengangguran yang luntang lantung
Kesana kian kemari
Sesak dengan drama kehidupan
Kehidupan kawin cerai
Sesak negri, negri kita
Bak bom yang siap untuk meledak
Problematika yang begitu rumit
Sesa tak perah usai



Waktu

Waktu terus berjalan
            Tak tik
                        Tak tik
                                    Tak tik
                        Tak tik
            Tak tik
Tak tik
            Tak tik
                        Tak tik
            Tak tik
Tak tik
            Menjadi saksi
            Setiap kehidupan




Problematika Negri

Di sudut jalanan kota
Gundukan sampah bagaikan gunung
Pengemis kelaparan
Mengais sisa-sisa makanan
            Di sudut jalanan kota
            Peminta-minta beraksi
            Memelas mengharap belas
            Kepada setiap mereka yang hilir mudik
         Sungguh miris negri ini




Cinta

Cinta…
Cinta itu seperti pantai berpasir putih
Tidak!
Cinta itu seperti ombak di batu karang

Cinta…
Cinta itu seperti air yang tenang
Tidak!
Cinta itu seperti api yang mebara

Cinta…
Cinta itu seperti kapas
Tidak!
Cinta itu seperti duri

Cinta…
Cinta terkadang manis
Cinta terkadang pahit



Langit itu berubah

Langit…
Awalnya kau terlihat cerah
Indah dengan ditemani cerahnya matahari
Tapi…
Mengapa kini kau berubah
Penuh awan hitam yang menyelimuti dirimu
Lalu …
Kau tumpahkan segala isi yang ada di dalamnya
Sehingga kau membuat hatiku tersentuh
Apa yang terjadi?


     

Bunga itu Telah Layu

Kau terlihat molek dan menawan
Banyak yang terpesona dengan kemolekanmu
Kau bagaikan sekuntum bunga
Di tengah hamparan rumput yang hijau
Kau begitu indah…
Namun…
Kemolekamu memudar
Di saat tangan-tangan jahil menodai
Kau tak lagi indah
Kini kau sekuntum bunga layu



Hati

Sepi hati
Hati duka
Duka hati
Hati gelisah
Gelisah rasa
Rasa sedih
Sedih hati
                                                                                Hatiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar