Jumat, 01 Mei 2015

KONSEP MENYIMAK PEMBACAAN PUISI



KONSEP MENYIMAK PEMBACAAN PUISI



Resty Anindita Fitriani
NIM 1005112730


A.    Latar Belakang
            Ada berbagai macam karya sastra yang ada. Salah satunya yaitu puisi. Selain puisi masih banyak lagi karya-karya sastra yang lainnya. Puisi merupakan suatu sarana tempat menyalurkan perasaan seseorang ke dalam sebuah tulisan yang memiliki makna. Bermacam-macam perasaan yang bisa kita tuangkan ke dalam sebuah puisi tersebut. Seperti perasaan sedih, senang, kecewa, bahagia, perasaan menanti seseorang dan lain sebagainya. Dalam penulisan sebuah puisi harus mengikuti unsur-unsur yang ada. Agar puisi tersebut menjadi lebih indah dan enak dibaca.
            Sebuah puisi yang telah diciptakan oleh penulisnya, biasanya akan dibacakan dan didengar oleh orang. Agar bisa dinikmati oleh pembaca. Dalam membaca puisi harus ada hal-hal yang diperhatikan. Setiap baris puisi dibacakan dengan sepenuh hati dan dihayati. Maka pendengar akan menikmati puisi yang kita bacakan dan mengerti apa makna dari puisi yang kita baca tersebut.
            Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang konsep menyimak pembacaan puisi. Dimana dalam menyimak puisi harus ada hal-hal atau konsep yang diperhatikan agar pembaca bisa menikmati dan mengetahui makna atau maksud dari isi puisi tersebut.


B.     Pengertian Puisi
            Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποι (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi merupakan sarana penyaluran perasaan dan pikiran yang kemudian di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang menjadi sebuah karya sastra. Puisi merupakan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan gambaran, gagasan, pendapat, dan perasaan. Untuk itu, agar pengungkapannya menarik, hendaknya menggunakan bahasa, ungkapan, paduan bunyi, dan cara penulisan yang sesuai dengan pilihan penyairnya.
            Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
            Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
            Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
            Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar, perbandingan dan hiperbola.
C.    Pengertian Menyimak              
            Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
            Menyimak berarti melakukan pemahaman, berarti menambah pengetahuan. Menurut Sutary, Kartimi, dan Vismania (1997) menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Keterampilan menyimak bukanlah keterampilan yang pasif karena sebenarnya mental penyimak harus aktif dan kreatif menyusun arus bunyi yang berpotensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Pada dasarnya menyimak itu merupakan suatu proses kejiwaan mulai dari proses pengenalan bunyi-bunyi yang didengarnya dengan penuh perhatian melalui alat pendengar.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, penyimpanan, dan menghubungkan penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
            Dijelaskan bahwa menyimak itu suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran seseorang. Pesan itu harus dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia memahami pesan itu ia harus bereaksi memberi tanggapan atau respon. Kegiatan meyimak itu kegiatan yang disengaja, direncanakan untuk mencapai proses tujuan.
            Dalam proses meyimak ada dua aspek tujuan yang perlu diperhatikan:
1.      Adanya pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara.
2.      Pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara.

D.    Konsep Menyimak Pembacaan Puisi
            Menyimak puisi adalah proses kegiatan mendengarkan pembacaan puisi dengan penuh perhatian, apresiasi dan interpretasi puisi yang dibacakan. Tujuannya yaitu untuk kepuasan hati dan kekaguman terhadap isi puisi tersebut. Menikmati puisi adalah menyimak pembacaan sebuah puisi, oleh sebab itu pembaca puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan peristiwa dalam puisi. 
                Pembaca puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan peristiwa dalam puisi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembacaan puisi adalah:
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
·         Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
·         Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
·         Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
·         Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
·         Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
·         Intonasi atau lagu suara
Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
1.      Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
2.      Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
3.      Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.
            Puisi merupakan salah satu genre sastra yang diwujudkan dengan kata-kata (bahasa) yang indah dan memiliki kepadatan makna. Mengapresiasi puisi adalah kegiatan memahami isi puisi sehingga timbul perasaan haru, sedih, atau gembira dan membuat seseorang dapat memberikan penghargaan terhadap puisi tersebut.
            Untuk menyimak pembacaan puisi, sangat diperlukan pemahaman yang baik. Hal ini karena dalam puisi kadang-kadang terdapat kata-kata yang sulit dipahami. Penyair berusaha memilih kata yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin disampaikan.
            Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep menyimak pembacaan puisi yaitu:
a.       Pelafalan
       Yaitu cara membunyikan atau melafalkan huruf. Dalam menyimak pembacaan puisi hal pertama yang haru diperhatikan adalah pelafalannya. Apakah pelafalan dalam pembacaan puisi itu jelas atau tidak. Apabila pelafalanya jelas maka penyimak bisa menikmati pembacaan puisi tertebut.
b.      Intonasi
       Yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah). Kemudian konsep kedua yang harus diperhatikan dalam menyimak pembacaan puisi adalah meperhatikan intonasinya. Memperhatikan perubahan nada setiap baris puisi yang agar pembaca lebih menikmati dan tahu setiap penekanan kata-kata yang dibacakan dalam puisi tersebut.
c.       Ekspresi
     Yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu. perubahan ekspresi wajah sesuai dengan suasana dalam puisi yang dibaca. Sehingga pembaca lebih menghayati dalam menyimak puisi dan menikmatinya. Sehingga mendapatkan kepuasan hati.
d.      Kinesik
Yaitu gerak tangan atau wajah sesuai dengan isi puisi.

Contoh puisi:
             Sajak Ingat Ibu
           Oleh Yudhistira Ardi Noegraha
Padahal dulu tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialami
Lalu sekarang sesudah merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan tiba saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akhirnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng

E.     Simpulan
            Puisi merupakan sarana penyaluran perasaan dan pikiran yang kemudian di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang dan menjadi sebuah karya sastra. Puisi merupakan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan gambaran, gagasan, pendapat, dan perasaan. Untuk itu, agar pengungkapannya menarik, hendaknya menggunakan bahasa, ungkapan, paduan bunyi, dan cara penulisan yang sesuai dengan pilihan penyairnya.
            Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
            Menyimak puisi adalah proses kegiatan mendengarkan pembacaan puisi dengan penuh perhatian, apresiasi dan interpretasi dan memahami isi puisi yang dibacakan. Tujuannya yaitu untuk kepuasan hati dan kekaguman terhadap isi puisi tersebut.
konsep menyimak pembacaan puisi yaitu:
a.       Pelafalan
b.      Intonasi.
c.       Ekspresi    
d.      Kinesik


DAFTAR PUSTAKA

Sutary, Ice, Tiem Kartimi dan Vismania. 1997. Menyimak. Jakarta : Departemen dan Kebudayaan Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1997/1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar