KONSEP MENYIMAK PEMBACAAN PUISI
Resty Anindita Fitriani
NIM 1005112730
A.
Latar Belakang
Ada berbagai macam karya sastra yang ada. Salah satunya
yaitu puisi. Selain puisi masih banyak lagi karya-karya sastra yang lainnya.
Puisi merupakan suatu sarana tempat menyalurkan perasaan seseorang ke dalam
sebuah tulisan yang memiliki makna. Bermacam-macam perasaan yang bisa kita
tuangkan ke dalam sebuah puisi tersebut. Seperti perasaan sedih, senang,
kecewa, bahagia, perasaan menanti seseorang dan lain sebagainya. Dalam penulisan
sebuah puisi harus mengikuti unsur-unsur yang ada. Agar puisi tersebut menjadi
lebih indah dan enak dibaca.
Sebuah puisi yang telah diciptakan oleh penulisnya,
biasanya akan dibacakan dan didengar oleh orang. Agar bisa dinikmati oleh pembaca.
Dalam membaca puisi harus ada hal-hal yang diperhatikan. Setiap baris puisi
dibacakan dengan sepenuh hati dan dihayati. Maka pendengar akan menikmati puisi
yang kita bacakan dan mengerti apa makna dari puisi yang kita baca tersebut.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang konsep menyimak
pembacaan puisi. Dimana dalam menyimak puisi harus ada hal-hal atau konsep yang
diperhatikan agar pembaca bisa menikmati dan mengetahui makna atau maksud dari
isi puisi tersebut.
B.
Pengertian Puisi
Puisi
(dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ
(poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan
untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi merupakan sarana penyaluran perasaan dan pikiran
yang kemudian di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang menjadi sebuah karya
sastra. Puisi merupakan bentuk pemakaian bahasa yang
mengungkapkan gambaran, gagasan, pendapat, dan perasaan. Untuk itu, agar
pengungkapannya menarik, hendaknya menggunakan bahasa, ungkapan, paduan bunyi,
dan cara penulisan yang sesuai dengan pilihan penyairnya.
Penekanan
pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, rima adalah
yang membedakan puisi dari prosa.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak
sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi
sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati
seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja
(melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis
untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu
kata/suku kata
yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi
tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk
segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis
dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi
cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah
puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang
baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok
puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi
itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme
yaitu sindiran langsung dengan kasar, perbandingan dan hiperbola.
C. Pengertian Menyimak
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak
berarti melakukan pemahaman, berarti menambah pengetahuan. Menurut Sutary,
Kartimi, dan Vismania (1997) menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar
dan mendengarkan. Keterampilan menyimak bukanlah keterampilan yang pasif karena
sebenarnya mental penyimak harus aktif dan kreatif menyusun arus bunyi yang
berpotensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Pada dasarnya
menyimak itu merupakan suatu proses kejiwaan mulai dari proses pengenalan
bunyi-bunyi yang didengarnya dengan penuh perhatian melalui alat pendengar.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari
proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, penyimpanan, dan
menghubungkan penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
Dijelaskan
bahwa menyimak itu suatu peristiwa penerimaan pesan, gagasan, atau pikiran
seseorang. Pesan itu harus dipahami dengan jelas oleh penyimak sebagai bukti ia
memahami pesan itu ia harus bereaksi memberi tanggapan atau respon. Kegiatan
meyimak itu kegiatan yang disengaja, direncanakan untuk mencapai proses tujuan.
Dalam
proses meyimak ada dua aspek tujuan yang perlu diperhatikan:
1.
Adanya
pemahaman dan tanggapan penyimak terhadap pesan pembicara.
2.
Pemahaman dan
tanggapan penyimak terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara.
D. Konsep
Menyimak Pembacaan Puisi
Menyimak
puisi adalah proses kegiatan mendengarkan pembacaan puisi dengan penuh
perhatian, apresiasi dan interpretasi puisi yang dibacakan. Tujuannya yaitu
untuk kepuasan hati dan kekaguman terhadap isi puisi tersebut. Menikmati puisi
adalah menyimak pembacaan sebuah puisi, oleh sebab itu pembaca puisi harus
dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan peristiwa dalam puisi.
Pembaca puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan
peristiwa dalam puisi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembacaan
puisi adalah:
Hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
·
Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan
perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
·
Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
·
Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan
dalam melafalkan kata- kata.
·
Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang
dimilikinya.
·
Irama puisi artinya panjang pendek, keras
lembut, tinggi rendahnya suara.
·
Intonasi atau lagu suara
Dalam sebuah puisi, ada
tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
1.
Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata
yang dianggap penting.
2.
Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya
suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjud, dan
sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan
sebagainya.
3.
Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan
suku kata atau kata.
Puisi
merupakan salah satu genre sastra yang diwujudkan dengan kata-kata (bahasa)
yang indah dan memiliki kepadatan makna. Mengapresiasi puisi adalah kegiatan
memahami isi puisi sehingga timbul perasaan haru, sedih, atau gembira dan
membuat seseorang dapat memberikan penghargaan terhadap puisi tersebut.
Untuk
menyimak pembacaan puisi, sangat diperlukan pemahaman yang baik. Hal ini karena
dalam puisi kadang-kadang terdapat kata-kata yang sulit dipahami. Penyair
berusaha memilih kata yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ingin
disampaikan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
menyimak pembacaan puisi yaitu:
a.
Pelafalan
Yaitu cara membunyikan atau melafalkan
huruf. Dalam menyimak pembacaan puisi hal pertama yang haru diperhatikan adalah
pelafalannya. Apakah pelafalan dalam pembacaan puisi itu jelas atau tidak.
Apabila pelafalanya jelas maka penyimak bisa menikmati pembacaan puisi
tertebut.
b.
Intonasi
Yaitu perubahan nada (naik-turun,
tinggi-rendah). Kemudian konsep kedua yang harus diperhatikan dalam menyimak
pembacaan puisi adalah meperhatikan intonasinya. Memperhatikan perubahan nada setiap
baris puisi yang agar pembaca lebih menikmati dan tahu setiap penekanan
kata-kata yang dibacakan dalam puisi tersebut.
c.
Ekspresi
Yaitu perubahan raut wajah untuk
memperlihatkan perasaan tertentu. perubahan ekspresi wajah
sesuai dengan suasana dalam puisi yang dibaca. Sehingga pembaca lebih menghayati dalam menyimak puisi dan menikmatinya.
Sehingga mendapatkan kepuasan hati.
d.
Kinesik
Yaitu gerak tangan atau wajah sesuai dengan
isi puisi.
Contoh
puisi:
Sajak Ingat Ibu
Oleh Yudhistira Ardi Noegraha
Oleh Yudhistira Ardi Noegraha
Padahal dulu
tak pernah terpikir
bahwa semua akan dialami
Lalu sekarang sesudah merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan tiba saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akhirnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
bahwa semua akan dialami
Lalu sekarang sesudah merasa dewasa
juga perasaan ingin berbakti itu
Mungkin akan tiba saatnya
Seorang anak, menangis di negeri orang
Lantas ingin pulang, tapi tak punya harapan
Dan akhirnya hanya doa
semoga ibu tak lekas mati
supaya anaknya sempat kembali
dan bercerita tentang hidup senang serba kecukupan
seperti dalam dongeng-dongeng
E.
Simpulan
Puisi merupakan sarana
penyaluran perasaan dan pikiran yang kemudian di tuangkan ke dalam sebuah
tulisan yang dan menjadi sebuah karya sastra. Puisi
merupakan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan gambaran, gagasan,
pendapat, dan perasaan. Untuk itu, agar pengungkapannya menarik, hendaknya
menggunakan bahasa, ungkapan, paduan bunyi, dan cara penulisan yang sesuai
dengan pilihan penyairnya.
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menyimak
puisi adalah proses kegiatan mendengarkan pembacaan puisi dengan penuh
perhatian, apresiasi dan interpretasi dan memahami isi puisi yang dibacakan.
Tujuannya yaitu untuk kepuasan hati dan kekaguman terhadap isi puisi tersebut.
konsep menyimak pembacaan
puisi yaitu:
a.
Pelafalan
b.
Intonasi.
c.
Ekspresi
d.
Kinesik
DAFTAR PUSTAKA
Sutary,
Ice, Tiem Kartimi dan Vismania. 1997. Menyimak.
Jakarta : Departemen dan Kebudayaan Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara
D-III Tahun 1997/1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar