Kamis, 23 April 2015

Objek dan Pelengkap



NAMA                       : RESTY ANINDITA FITRIANI
NIM                            : 1005112730
MATA KULIAH      : SANGGAR BAHASA
Objek dan Pelengkap
            Dalam sintaksis, pelengkap atau komplemen adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap dalam klausa. Pelengkap dapat berupa frasa -- nomina, verba, adjektiva, atau preposisi -- atau klausa. Letaknya langsung di belakang predikat bila tidak ada objek atau di belakang objek bila ada objek. Dalam contoh-contoh klausa bahasa Indonesia berikut, bagian yang bercetak miring adalah pelengkap:

    Suaminya menjadi polisi.
    Botol itu berisi minyak tanah.
    Ibu membelikan adik sepatu baru. (adik adalah objek)

            Kedudukan pelengkap mirip dengan objek dengan perbedaan bahwa keberadaan objek ditentukan oleh faktor ketransitifan verba, sedangkan keberadaan pelengkap ditentukan oleh faktor keharusan untuk melengkapi predikat. Dalam tata bahasa tradisional, pelengkap lazim disebut sebagai objek kedua.
            Objek dan pelengkap merupakan fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di belakang predikat. Barangkali karena itulah keduanya sering tertukar dan bahkan dipersamakan. Padahal sesungguhnya kedua fungsi itu memiliki karakteristik yang berbeda.
Berikut perbedaan antara Objek dan pelengkap
1.      Objek: kategori katanya berupa nomina
contoh:
Agus membaca buku (nomina)
Pelengkap: selain nomina, pelengkap bisa diisi oleh verba atau ajektiva
contoh:
a. Adik bermain bola (nomina)
b. Kamu suka berenang ( verba)
c. Bajunya bewarna hijau (ajektiva)
2.      Objek: berada langsung di belakang verba transitif aktif tanpa preposisi
contoh:
Gigi Ronaldinho menyundul bola (aktif transitif)
Pelengkap: Berada di belakang verba semitransitif atau dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
contoh:
a. Mereka bermain bola terus (semitransitif)
b. Ayah memerintahkan kakak bersenam pagi (dwitransitif)
c. Ibu berkata bahwa ayah belum pulang (bahwa= preposisi)
3.      Objek: Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
Contoh:
a. Wasit meniup pluit (aktif) subjek= wasit, predikat= meniup, objek= pluit
b. Pluit ditiup wasit (pasif) subjek= pluit, predikat= ditiup, 0bjek= wasit
Pelengkap; tidak dapat dijadikan bentuk pasif
contoh:
a. Nasi telah menjadi bubur
b. Bubur dijadikan nasi (?)
4.      Objek dapat diganti dengan –nya
contoh:
a. Amin menyantap makanan
b. Amin menyantapnya
Pelengkap tidak dapat diganti dengan -nya kecuali didahului oleh preposisi.
contoh:
a. Negara itu berlandaskan hukum
b. Negara ini berlandaskannya (?)
            Menurut Chaer (2007:233) unsur pelengkap lazim juga disebut komplemen, adalah bagian dari predikat verbal (yang bukan verba transitif) yang melengkapi verba tersebut. Umpamanya, kata minyak dalam kalimat Botol itu berisi minyak. Pelengkap memang agak mirip dengan objek, tetapi bedanya jelas: objek berada di belakang verba transitif, sedangkan pelengkap tidak berada di belakang verba transitif. Objek dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat.
Contoh:
Nenek  membaca  komik
   S           P           O
Kata komik yang sebagai objek dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif yaitu:
Komik  dibaca  Nenek
    S         P         O
Kakek  ingin menjadi  guru
     S              P              pel
Kata guru yang sebagai pelengkap tidak dapat dijadikan subjek
Guru ingin dijadi kakek?
















DAFTAR PUSTAKA

            Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineke Cipta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar