NAMA : RESTY ANINDITA FITRIANI
NIM : 1005112730
MATA KULIAH : SANGGAR BAHASA
Objek dan Pelengkap
Dalam sintaksis, pelengkap atau
komplemen adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap
dalam klausa. Pelengkap dapat berupa frasa -- nomina, verba, adjektiva, atau
preposisi -- atau klausa. Letaknya langsung di belakang predikat bila tidak ada
objek atau di belakang objek bila ada objek. Dalam contoh-contoh klausa bahasa
Indonesia berikut, bagian yang bercetak miring adalah pelengkap:
Suaminya menjadi polisi.
Botol itu berisi minyak tanah.
Ibu membelikan adik sepatu baru. (adik
adalah objek)
Kedudukan pelengkap mirip dengan
objek dengan perbedaan bahwa keberadaan objek ditentukan oleh faktor
ketransitifan verba, sedangkan keberadaan pelengkap ditentukan oleh faktor
keharusan untuk melengkapi predikat. Dalam tata bahasa tradisional, pelengkap
lazim disebut sebagai objek kedua.
Objek
dan pelengkap merupakan fungsi kalimat yang letaknya selalu berada di belakang
predikat. Barangkali karena itulah keduanya sering tertukar dan bahkan
dipersamakan. Padahal sesungguhnya kedua fungsi itu memiliki karakteristik yang
berbeda.
Berikut perbedaan antara Objek dan pelengkap
Berikut perbedaan antara Objek dan pelengkap
1.
Objek: kategori katanya berupa nomina
contoh:
Agus membaca buku (nomina)
Pelengkap: selain nomina, pelengkap bisa diisi oleh verba
atau ajektiva
contoh:
contoh:
a. Adik bermain bola (nomina)
b. Kamu suka berenang ( verba)
c. Bajunya bewarna hijau (ajektiva)
2.
Objek: berada langsung di belakang verba transitif aktif
tanpa preposisi
contoh:
Gigi Ronaldinho menyundul bola (aktif transitif)
Gigi Ronaldinho menyundul bola (aktif transitif)
Pelengkap: Berada di belakang verba semitransitif atau
dwitransitif dan dapat didahului oleh preposisi
contoh:
a. Mereka bermain bola terus (semitransitif)
a. Mereka bermain bola terus (semitransitif)
b. Ayah memerintahkan kakak bersenam pagi (dwitransitif)
c. Ibu berkata bahwa ayah belum pulang (bahwa= preposisi)
3.
Objek: Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
Contoh:
a. Wasit meniup pluit (aktif) subjek= wasit, predikat= meniup, objek= pluit
a. Wasit meniup pluit (aktif) subjek= wasit, predikat= meniup, objek= pluit
b. Pluit ditiup wasit (pasif) subjek= pluit, predikat=
ditiup, 0bjek= wasit
Pelengkap; tidak dapat dijadikan bentuk pasif
contoh:
a. Nasi telah menjadi bubur
a. Nasi telah menjadi bubur
b. Bubur dijadikan nasi (?)
4. Objek dapat
diganti dengan –nya
contoh:
a. Amin menyantap makanan
a. Amin menyantap makanan
b. Amin menyantapnya
Pelengkap tidak dapat diganti dengan -nya kecuali
didahului oleh preposisi.
contoh:
a. Negara itu berlandaskan hukum
contoh:
a. Negara itu berlandaskan hukum
b. Negara ini berlandaskannya (?)
Menurut
Chaer (2007:233) unsur pelengkap lazim juga disebut komplemen, adalah bagian
dari predikat verbal (yang bukan verba transitif) yang melengkapi verba
tersebut. Umpamanya, kata minyak
dalam kalimat Botol itu berisi minyak.
Pelengkap memang agak mirip dengan objek, tetapi bedanya jelas: objek berada di
belakang verba transitif, sedangkan pelengkap tidak berada di belakang verba transitif.
Objek dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak
dapat.
Contoh:
Nenek membaca komik
S P O
Kata komik yang sebagai objek dapat dijadikan subjek
dalam kalimat pasif yaitu:
Komik dibaca
Nenek
S P O
Kakek ingin menjadi guru
S P pel
Kata guru yang sebagai pelengkap tidak dapat dijadikan
subjek
Guru ingin dijadi
kakek?
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum.
Jakarta : Rineke Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar