Jumat, 24 April 2015

Hubungan Bahasa Dengan Saraf



HUBUNGAN BAHASA DENGAN SARAF

Esmerisa
Marisa Tri Umami
(marysa_3umami@yahoo.co.id)
Resty Anindita Fitriani
(restyajah2@yahoo.co.id)


Abstrak
Atikel ini mendeskripsikan tentang hubungan bahasa dengan saraf. Masalah pada makalah ini menekankan bagaimana sebenarnya hubungan antara bahasa itu dengan saraf kita, terutama pada saraf otak. Pembatasan pada artikel ini yaitu hanya membahas hubungan bahasa dengan satu bidang ilmu lain saja yaitu dengan ilmu saraf. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan pustaka. Hasil dari pembahasan ini adalah apabila saraf kita tidak berfungsi dengan baik, maka dalam berbahasa juga tidak baik. Apabila saraf kita bekerja dengan baik, maka dalam berbahasa juga akan baik.

Kata Kunci   : Bahasa dan Saraf

PENDAHULUAN

            Tiada kehidupan tanpa adanya sebuah bahasa. Setiap setiap manusia pasti berbahasa. Dalam berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa. Dimanapun kita berada pasti menggunakan bahasa. Bahasa itu sangatlah penting. Kita tidak bisa hidup tanpa adanya bahasa. Setiap kegiatan apapun yang dilakukan manusia pasti menggunakan bahasa. Karena bahasa adalah kebutuhan pokok bagi hidup kita semua.
            Bahasa memiliki hubungan dengan bidang ilmu-ilmu lain. Hubungan yang dimiliki bahasa dengan ilmu lain juga sangatlah erat. Karena bidang ilmu lain pasti membutuhkan adanya bahasa dan bahasa juga di pengaruhi oleh bidang ilmu lain. Apapun ilmu yang kita pelajari pasti menggunakan bahasa. Untuk itu patut kita ketahui bahwa tanpa adanya bahasa, hidup ini tak akan ada.
            Contohnya saja hubungan bahasa dengan ilmu politik. Seseorang yang ingin masuk ke dunia politik harus pandai berbahasa. Agar bisa diterima oleh anggota lainnya serta masyarakat. Kemudian ilmu kesehatan dengan bahasa juga memiliki hubungan yang sangat erat. Apabila keadaan kita kurang sehat, seperti sakit gigi, batuk, flu dan sariawan bahasa kita akan terganggu karena kesulitan mengucapkan kata-kata serta vokal yang kurang jelas.Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. Tetapi pada artikel ini penulis aka n membahas tentang hubungan bahasa dengan saraf. Karena menurut penulis ada hubungan yang sangat erat dan mendalam antara saraf dan bahasa.
Salah satu organ tubuh manusia, terdapat bagian yang berfungsi mengendalikan semua gerak dan fungsi tubuh, termasuk berbahasa, yaitu otak. Dalam buku Subyakto (1992:108) dijelaskan bahwa kira-kira satu abad yang lalu, sudah ada asumsi dasar bahwa ada kaitan langsung antara bahasa dan otak. Pada otak terdapat kira-kira 100 miliar sel saraf yang mengatur segala sesuatu aktifitas manusia. Salah satunya adalah dalam berbahasa.
            Untuk itu penulis akan menguraikan apa hubungan antara bahasa dan saraf. Tunjuannya agar kita mengetahui sejauh mana hubungan antara kedua ilmu ini. Karena hal ini juga sangat penting dan perlu kita ketahui untuk menambah ilmu pengetahuan kita. 
PEMBAHASAN
Menurut Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Pendapat di atas hampir serupa dengan pendapat  Broam dalam Faizah (2009:100) yang mengungkapkan bahasa sebagai suatu sistem yang terdiri dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lainnya.
Sistem di sini berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Menurut Chaer (2007:34) bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan. Berbeda dengan Santoso (1990:1), beliau mengungkapkan bahwa bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
Dapat kita ketahui dari pendapar Santoso di atas, bahwa bahasa itu terdiri dari rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap kita. Sehingga kita dapat berbahasa dengan alat ucap kita. Cara kita berbahasa yaitu dengan berbicara dan menulis.
Pangabean dalam situs ( http://edukasi.kompasiana.com ), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf. Pendapat Pangabean ini menjelaskan bahwa bahasa itu merupakan sistem bahasa yang mengungkapkan atau menyampaikan segala sesuatu yang terjadi pada saraf. Dengan hal ini, dapat dikatakan bahwa bahasa berhubungan dengan saraf.
Menurut teori Piaget bahwa bahasa menentukan cara kita berfikir. Pikiran membentuk bahasa, tanpa pikiran bahasa tidak ada. Pikiran yang mennentukan aspek-aspek sintaksis dan leksikon bahasa, bukan sebaliknya.
Menurut Yuri Alamsyah dalam situs ( http://yurirobithoh.blogspot.com) Otak memegang peranan yang sangat penting dalam berbahasa. Hal ini karena saraf-saraf tertentu dalam otak berkaitan dengan fungsi berbahasa baik lisan maupun tulisan. Ini dapat dibuktikan bahwa terdapat gangguan berbahasa bagi orang yang mengalami kerusakan otak atau kecelakaan yang mengenai kepala.
Pada situs (http://little-chiyoo.blogspot.com) dijelaskan bahwa dari kegiatan berinteraksi dengan lingkungan, sesorang akan mampu belajar bahasa atau membentuk kemampuan berbahasa. Perangkat biologis yang menentukan anak-anak dapat memperoleh kemampuan bahasa ada tiga, yaitu otak, alat dengar, dan alat ucap. Dalam proses berbicara, sistem syaraf yang ada di otaklah sebagai pengendali. Semua isyarat tanggapan bahasa yang sudah di proses diotak selanjutnya di kirimkan ke daerah motor seperti alat ucap untuk menghasilkan bahasa secara fisik.
Situs (http://artikesehatan.wordpress.com/syaraf/) mengungkapkan Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.
Situs (http://www.scribd.com/doc/85335004/) juga menjelaskan Otak adalah sentral supervisori dari sistem syaraf/pusat supervisori dari sistem syaraf sentral vertebrata, yang terletak pada kepala. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya. Otak memegang peranan yang sangat penting dalam berbahasa. Perspektif empirisme dan reasionalisme memandang adanya keterkaitan antara basis biologis yaitu otak terhadap pengetahuan bahasa, sehingga perlu perhatian khusus terhadap struktur dan fungsi otak. Saraf-saraf tertentu dalam otak berkaitan dengan fungsi berbahasa baik lisan maupun tulisan. Ini dapat dibuktikan bahwa terdapat gangguan berbahasa bagi orang yang mengalami kerusakan otak atau kecelakaan yang mengenai kepala, selain itu juga dilakukan eksperimen terhadap saraf-saraf di otak bagi orang yang sehat.
Saraf-saraf dalam otak yang berkaitan dengan fungsi berbahasa adalah daerah broca, daerah Wernicke, dan daerah korteks ujaran superior atau daerah motorsuplementer. Berdasarkan tiga daerah saraf tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat bagian-bagian tertentu pada saraf-saraf di otak kiri manusia yang mempengaruhi manusia untuk menghasilkan ujaran untuk berbahasa dan berkomunikasi dengan sesama.
Menurut Whitaker, dalam (jurnal Harianja) penentuan daerah-daerah tertentu dalam otak dalam hubungannya dengan bahasa itu didasarkan pada tiga bukti utama. Bukti pertama ialah unsur-unsur keterampilan berbahasa tidak menempati bagian yang sama dalam otak. Keterampilan bahasa (berbicara, menyimak, membaca, dan menulis) dan struktur linguistik (ciri sintaksis dan semantik, bentuk leksikal dan gramatikal) memiliki daerah khas dalam otak bukti kedua ialah bahwa bahasa semua orang menempati daerah yang sama dalam otak. Bukti ketiga ialah terdapat hubungan antara kemampuan bahasa dengan belahan otak.
Menurut Subowo (1993:8-10) Secara umum sel saraf dikelompokkan dalam sel sensorik dan sel motorik. Sel sensorik menerima ransang yang selanjutnya mengubahnya menjadi implus listrik dan diteruskan ke pusat yang tingkatnya lebih tinggi dalam sistem saraf. Sel-sel saraf demikian terdapat pada tempat-tempat tertentu dalam suatu alat khusus yang dinamakan reseptor.
            Dengan demikian kelompok sel-sel sara tersebut berfungsi memantau lingkungan internal dan eksternal dari tubuh. Sedangkan sel saraf motorik membawa impuls dari pusat sistem saraf yang lebih tinggi ke “sel pekerja”, biasanyasel otot dan sel kelenjar, sehingga dapat berlangsung respons terhadap perubahan keadaankedua lingkunga di atas. Di dalam reaksi reflex yang sederhana, perpindahan sinyal dari sel sensorik ke sel motorik berlangsung secara otomatik. Rangkaian demikian dimasukkan ke dalam sistem saraf otonom.
Menurut situs (http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_saraf) Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.

Sel saraf dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1.    Sel saraf sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

2.    Sel saraf motorik
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

3.    Sel saraf intermediet/Sel saraf konektor
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa.
Hal ini berhubungan dengan sistem saraf kita. Mengapa kita dapat melakukan proses berbahasa dengan cara tersusun rapi dan teratur? Itu karena adanya sel saraf.
Simanjuntak mengutip pendapat Broca (dalam Harianja,  bahwa Broca mengajukan tiga rumusan mengenai hubungan otak dengan bahasa: 1) artikulasi bahasa diproses di konvolusi depan ke tiga hemisfer kiri otak, 2) terdapat dominasi hemisfer kiri dalam artikulasi bahasa ; 3) memahami bahasa merupakan tugas kognitif yang berlainan dari memproduksi bahasa.


Secara garis besar, sistem otak manusia dapat dibagi menjadi tiga, yakni (1) otak besar (sereberum), (2) otak kecil (serebelum), (3) batang otak. Bagian otak yang paling penting dalam kegiatan berbahasa adalah otak besar. Bagian pada otak besar yang terlibat langsung dalam pemprosesan bahasa adalah korteks serebral. Korteks selebral adalah bagian yang tampak seperti gumpalan-gumpalan berwarna putih dan merupakan bagian terbesar dalam sistem otak manusia. Bagian ini mengatur atau mengelola proses kognitif pada manusia, dan salah satunya tentu saja adalah bahasa.
Korteks serebral terdiri atas dua bagian, yakni belahan otak kiri (hemisfer kiri) dan belahan otak kanan (hemisfer kanan). Hemisfer kanan mengontrol pemprosesan informasi spasial dan visual (melihat, memperkirakan, atau memahami ruang atau benda secara tiga dimensi). Sementara hemisfer kiri mengontrol kegiatan berbahasa disamping, tentu saja, proses kognitif yang lain. Koordinasi di antara keduanya dimungkinkan karena adanya struktur yang menyatukan kedua belah hemisfer ini, yakni korpus kalosum. Struktur yang berbentuk mirip tulang rawan ini berperan dalam menyampaikan informasi diantara kedua hemisfer.
            Segala sesuatu yang kita lakukan salah satunya berbahasa yaitu berbicara. Semua itu di atur oleh saraf. Seperti yang di jelaskan pada 3 kelompok sel saraf tersebut yang memiliki fungsi masing-masing.
            Sistem saraf pada otak kita berkembang sejak kita dalam kandungan. Perkembangan saraf terjadi bersamaan dengan pembentukan organ-organ eksternal janin pada masa triwulan pertama. Menginjak akhir triwulan kedua proses perkembangan organ-organ tubuh internal dan eksternal sudah cukup memadai sehingga organ tubuh otakpun telah terbentuk dengan baik. Oleh karena itu otak sudah mampu bekerja untuk menerima stimulus eksternal yang diberikan dari lingkungan hidupnya. Setiap stimulus eksternal yang dapat diterima, ditangkap maupun di pahami akan menjadi bahan-bahan jejak ingatan dalam otak janin.
            Apabila sel saraf kita tidak bekerja dengan baik atau terganggu, maka kegiatan yang tubuh kita lakukan akan terganggu. Apalagi saraf pada otak yang terganggu. Contoh pada seseorang yang terkena penyakit kangker otak. Sel-sel saraf pada otak akan terganggu sehingga tidak berfungsi dengan baik. Maka dalam berbahasa akan mengalami kesulitan. Hal ini dapat kita lihat pada salah satu artis Indonesia yaitu Gugun Gondrong.
            Dapat kita lihat bahwa Gugun terkena kangker otak, setelah mengalami operasi, ada beberapa saraf yang terganggu. Sehingga dalam berbicara tidak jelas pengucapannya. Kemudia contoh lain, orang yang terkena penyakit struk. Orang yang terkena penyakit struk juga sulit berbicara. Karena saraf pada bibir tidak berfungsi dengan baik, maka pengucapannya tidak jelas atau dalam berbicara sangat sulit.
            Bahasa yang tidak baik dihasilkan oleh sistem saraf yang tidak bekerja dengan baik atau mengalami gangguan. Sistem saraf itu sangat berpengaruh besar pada kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam berbahasa. Sering kita lihat seseorang yang bahasanya terganggu disebabkan oleh sistem saraf yang tidak bekerja dengan baik. Banyak di antaranya dipengaruhi saraf yang terjepit, saraf yang sudah pecah, pembengkakan saraf yang mengakibatkan fungsi saraf itu sendiri hilang.
            Kesimpulannya hubungan antara bahasa dengan saraf yaitu, bahwa apabila saraf kita bagus dan bekerja dengan baik maka berbahasa kita juga akan baik. Tetapi apabila saraf kita terganggu atau terluka dan tidak bekerja dengan baik, berbahasa kita juga akan kurang baik atau terganggu. Sedangkan hubungan saraf dengan bahasa yaitu, bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ilmu-ilmu tentang saraf. Jika bahasa tidak ada, maka ilmu-ilmu tentang saraf tidak dapat disampaikan.

PENUTUP
            Bahasa merupakan suatu sistem atau simbol-simbol yang memiliki makna dan teratur yang bersifat arbitrer yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi. Saraf merupakan salah satu organ tubuh pada manusia yang yang memiliki fungsi sangat penting karena saraflah yang mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia, termasuk dalam berbahasa.
            Titik pusat saraf terdapat di dalam otak. Otak merupakan bagian tubuh manusia yang terletak di dalam batok kepala manusia yang memiliki peran sangat penting dalam tubuh manusia.
            Dari penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa bahasa dan saraf itu sangat berhubungan erat. Apabila fungsi otak seperti saraf terganggu, dalam berbahasa juga akan terganggu karena sistem saraf yang tidak bekerja dengan baik Tidak dapat menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat atau tidak dapat impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Tetapi jiga sistem saraf kita bekerja dengan baik maka dalam berbahasa juga akan bekerja dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Yuri. 2011. Fungsi Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri. Dapat diakses di http://yurirobithoh.blogspot.com/menyeimbangkan-fungsi-kerja-otak-kanan.html.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineke Cipta.
Faizah, Hasnah. 2009. Filsafat Ilmu. Pekanbaru : Cendikia Insani.
Harianji, Nurilam. Hubungan Bahasa Dengan Otak. Dapat diakses di http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-23516-Nurilam%20Harianja.pdf
Santoso, Kusno Budi. 1990. Problematika Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Subowo. 1993. Neurobiologi. Jakarta : Bumi Aksara
Utasi, Sri Subyakto Nababan. 1992. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar