1.
Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yang Menjadi Unsurnya
Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang disebut
S, P, O, Pel dan K. kalau diperiksa lebih lanjut, ternyata unsur-unsur
fungsional itu hanya dapat diisi dengan golongan atau kategori kata atau frasa
tertentu atau dengan kata lain kata atau frasa yang dapat menepati
fungsi-fungsi itu hanyalah kata atau frasa dari golongan atau kategori
tertentu. Tidak semua kategori kata atau frasa dapat menduduki semua fungsi
klausa.
Menurut Chaer (2000:300)
mengatakan bahwa dilihat dari fungsi dan jenisnya adanya empat macam frasa,
yaitu:
- Frasa Benda (Nomina)
- Frasa Kerja (Verba)
- Frasa Sifat (Adjektifa)
- Frasa Depan dan Keterangan.
Frasa depan adalah frasa yang penghubungnya menduduki
posisi di bagian depan. (Tarigan, 1983:50)
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa frasa depan
adalah frasa yang penghubungnya terletak dibagian depan.
Menurut Faizah (2007)
unsur-unsur funsional yang terdapat pada
kalusa, diisi kategori kata atau frasa tertentu, karena tidak semua kategori
kata dapat menduduki semua fungsi klausa. Menurut Cook dalam Tarigan (1983:50)
mengatakan bahwa frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan
gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa. Analisis
klausa yang dilakukan berdasarkan kriteria ini adalah analisis kategorial yang
berhubungan erat dengan analisis fungsional. Perhatikan contoh berikut ini:
Ani sudah minum obat
tadi
S
P O K
N
V N K
Tentang
masalah itu belum dibicarakan dalam rapat
S P K
FD V FD
Dari kutipan di atas sudah
jelas bahwa setiap unsur dalam klausa di atas terdiri dari beberapa frasa. Contohnya saja pada
klausa ”Ani sudah minum obat”, dimana frasa ”Ani” merupakan subjek dan juga
merupakan frasa nomina (kata benda). Kemudian frasa ”sudah minum” merupakan
predikat pada kalusa diatas dan juga termasuk dalam frasa verba (kata kerja).
Frasa ”obat” yang merupakan objek dan juga termasuk dalam frasa nomina (kata
benda). Terakhir frasa ”tadi” yang merupakan keterangan.
Jadi kesimpulannya bahwa
unsur-unsur klausa itu juga terdiri dari beberapa frasa yaitu di antaranya N,
V, D, Bil dan K.
Sedangkan
dalam situs (http://zieper.multiply.com/journal/item/38)
mengatakan bahwa analisis kalusa berdasarkan kategori kata atau frasa yang
menjadi unsur-unsur klausa ini itu disebut analisis kategorional. Analisis ini
tidak terlepas dari analisis fungsional, bahkan merupakan lanjutan dari
analisis fungsional. Dalam analisis fungsional klausa dianalisis berdasarkan
fungsi unsur-unsurnya menjadi S, P, O, Pel dan Ket dalam analisis kategorial
telah dijelaskan bahwa fungsi S terdiri dari N, fungsi P terdiri dari N, V,
Bil, FD, fungsi O terdiri dari N, fungsi Pel terdiri dari N, V, Bil dan fungsi
ket terdiri dari Ket, FD, N.
Contoh :
|
Aku
|
Sudah menghadap
|
Komandan
|
Tadi
|
F
|
S
|
P
|
O
|
Ket
|
K
|
N
|
V
|
N
|
Ket
|
Dari
contoh di atas jelaslah bahwa unsur-unsur dari setiap frasa dalam klausa di atas
terdiri dari unsur-unsur fungsional.
Dari pengamatan terhadap bahasa Indonesia, Ramlan dalam
buku Faizah (2007) berpendapat bahwa unsur
S dapat diisi oleh kata atau frasa golonan N, sedangkan P oleh kata atau
frasa yang termasuk kategori N, V, Bil, FD, dan juga ket. Perhatikan beberapa
contoh berikut ini:
Gedung
itu gedung sekolah dulu
S P K
FN FN K
Nyamuk berterbangan
di dalam rumah
S P K
FN FV FD
Pintu
rumah itu hanya satu
S P
FN Fbil
Ibu
guru di dalam kelas
S P
FN FD
Dari kutipan di atas dapat
dijelaskan, bahwa S hanya memiliki unsur frasa nomina saja dan tidak dapat diisi
dengan unsur frasa lain seperti frasa FV, FD, FN, dan Fbil.
Kemudian tentang fungsi
objek (O), Ramlan dalam Faizah (2007) mengatakan bahwa O1 maupun O2 selalu
terdiri dari kata atau frasa yang termasuk dalam golongan N, seperti contoh
klausa-klausa berikut ini:
Ani tidak mencuri uang pria itu
S
P O
N
FV FN
Dia sedang mencuci baju suaminya
S
P O
N
FV FN
Dari kutipan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa O dalam klausa sama seperti S, hanya dapat diisi
dengan N (kata benda).
Unsur pelengkap tidak sama dengan O, karena unsur
pelengkap dapat diisi oleh kata atau frasa yang termasuk kategori N, V, Bil.
Perhatikan contoh klausa berikut ini:
Dahulu mereka bersenjatakan bambu runcing
Ket
S P Pel
Ket
N V FN
Anak
itu sedang belajar membaca
S P Pel
FN FV FV
Kucingnya bertambah satu
S P Pel
N V Bil
Unsur lain yang dapat dimiliki oleh klausa adalah K,
yang mungkin dapat diisi keterangan, frasa depan, kata atau frasa golongan V. Perhatikan
contoh berikut ini:
Minggu
depan kami akan mengadakan
rapat
K S P O
K N FV N
Ani membasuh mukanya dengan air
S
P O K
N
V N P
Beberapa
bulan ini dia tidak ada kabar
K S P
FN FN FV
Dalam
situs (http://balance04.blogspot.com/2011/03/klasifikasi-klausa.html)
mengatakan bahwa Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata
yang sekurang-kurang terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan
kata itu berpotensi menjadi kalimat. Bisa dikatakan bahwa suatu kata yang
dibentuk dengan adanya subjek ataupun objek dan juga predikat yang membentuk
suatu klausa sehingga kalau digabungkan akan menjadi suatu kalimat yang utuh.
Salah satu klasifikasnya adalah berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsinya,
klausa ternyata dapat menduduki fungsi subjek, objek, keterangan dan pelengkap.
1.
Subjek adalah bagian klausa yang berwujud nomina atau
frasa nominal yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara (penulis).
2.
Objek adalah bagian Klausa yang berwujud nomina atau
frasa nominal yang melengkapi verba transitif. Objek dapat dibedakan menjadi
objek langsung dan objek tak langsung.
3.
Klausa keterangan adalah klausa yang menjadi bagian luar
inti, yang berfungsi meluaskan atau membatasi makna subjek atau makna predikat.
Keterangan berupa keterangan akibat, sebab, jumlah, alat, cara, kualitas,
modalitas, pewatas dan lain-lainnya.
4.
Klausa pelengkap adalah klausa yang terdiri atas nomina,
frasa nominal, adjektiva atau frasa adjektival yang merupakan bagian dari
predikat verbal.
Contoh:
Toni belum sempat mengunjungi kakeknya
kemarin.
Toni belum sempat mengunjungi kakeknya kemarin
S P O1 KET
N V N Ket.
Toni belum sempat mengunjungi kakeknya kemarin
Frasa P O1 KET
Kata V N ADV
Keterangan:
N = Nomina
= Kata benda
V = Verba
= Kata Kerja
ADV = Adverbia
= Kata Keterangan
Dalam buku Chaer (2007)
para ahli bahasa berpendapat bahwa fungsi subjek harus diisi oleh kategori
nomina, fungsi predikat harus diisi oleh kategori verba, fungsi objek harus
diisi dengan kategori nomina dan fungsi keterangan harus diisi oleh kategori
adverbial.
Contoh:
Andi membaca
buku di kamar
S P O K
FN
FV FN ADV
Fungsi-fungsi sintaksis
yang terdiri dari S, P, O, K, dijelaskan sebagai ”kotak-kotak kosong” yang
kepadanya akan diisi dengan kategori-kategori yang mempunyai peran tertentu.
(Chaer, 2007:232)
Maksud kutipan di
atas adalah bahwa fungsi seperti S, P, O dan K itu
merupakan kotak kosong yang nantinya akan diisi dengan kategori-kategori frasa
seperti frasa nomina, frasa verbal, frasa bilangan, frasa depan dan adverbia.
Menurut Ramlan (1981:93) jika
dianalisis kategorial itu diikhtisarkan, akan didapat ikhtisar sebagai berikut
S : N
P : N/V/Bil/FD
O : N
Pel :N/V/Bil
Ket : ket/FD/N
Jadi kesimpulannya adalah
klausa kalimat itu terdiri dari fungsi-fungsi sintaksis yaitu S, P, O, dan K.
Dimana fungsi-fungsi tersebut diisi dengan kategori-kategori seperti nomina,
verbal, frasa depan, frasa bilangan dan keterangan yang menjadi unsur-unsurnya.
Subjek diisi oleh frasa nomina, predikat dapat diisi dengan frasa nomina, frasa
verba, frasa bilangan, dan frasa depan. Sedangkan objek dapat diisi dengan
frasa nomina, dan keterangan diisi dengan adverbial, frasa depan dan nomina.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007.
Linguistik Umum. Jakarta : Rineka
Cipta.
Chaer,
Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Faizah,
Hasnah. 2007. Sintaksis Bahasa Indonesia.
Pekanbaru : Cendikia Insani.
Ramlan,
M., 1981. Sintaksis. Yogyakarta : CV.
Karyono.
Tarigan
Henry Guntur. 1983. Prinsip-Prinsip Dasar
Sintaksis. Bandung : Angkasa.
http://balance04.blogspot.com/2011/03/klasifikasi-klausa.html